Taksi Terbang di 2016 ? - Teknologi Masa Depan

Sumber: youtube.com
2016 merupakan tahun yang agak aneh untuk dunia transportasi. Setelah munculnya Go Jek yang memantik perang dengan tukang ojek, dan Uber yang memantik perang dengan supir taksi. Kini, pihak taksi juga tidak mau kalah, taksi terbang akan segera hadir, di 2016.

Nama saya Gumilar Fardhani. Saya pemilik blog ini, dan kebetulan yang menulis artikel ini. Terima kasih sudah mau meluangkan waktu anda untuk mengunjungi blog ini, you’re a great person. :)

Taksi terbang ini berbentuk layaknya drone. Drone sejauh ini digunakan sebagai hobi, biasanya dikendalikan menggunakan remote control, dan bisa dipasang berbagai macam asesoris – seperti kamera Go Pro. Berbeda dengan helikopter, drone menggunakan beberapa baling-baling supaya bisa terbang. Hal ini membuat drone memiliki kemampuan terbang yang lebih stabil, dan beberapa drone bahkan bisa melipat baling-balingnya ketika tidak digunakan. Drone ini menjadi inspirasi bagi pembuat taksi terbang yang akan segera hadir – mungkin tahun ini.
Sebuah drone dengan kamera terpasang | Sumber: wired.com

Taksi terbang ini bisa dibilang sebagai drone yang diperbesar. Taksi terbang ini sayangnya hanya mampu memuat satu orang – maksimal 100 kg. Tidak seperti taksi-taksi biasa, kendaraan yang satu ini tidak membutuhkan sopir, semuanya otomatis. Cukup menyentuhkan jari di layar touchscreen ke tujuan kita, maka taksi terbang ini akan secara otomatis terbang kesana. Taksi terbang yang diproduksi oleh perusahaan China, Ehang ini mampu terbang selama 25 menit. Kendaraan futuristik ini diberi nama “Ehang 184” – karena taksi terbang ini dapat mengangkut satu orang, menggunakan delapan baling-baling, dan mempunyai empat lengan.
Layar touchscreen di Ehang 184 | Sumber: ehang.com
Kabarnya, taksi terbang ini akan diujicoba di Nevada, Amerika Serikat pada akhir 2016. Salah satu hal yang menjadi kontroversi pada keberadaan taksi terbang ini adalah fiturnya yang beranama Failsafe. Fitur ini berfungsi saat keadaan darurat. Ketika keadaan darurat berlangsung, fitur ini akan langsung membuat taksi terbang secara otomatis mendarat di tempat pendaratan terdekat. Hal yang menjadi kontroversi pada fitur ini adalah tidak adanya pilihan untuk mengendarai taksi terbang tersebut secara manual. Jadi, jika sistem elektronik taksi terbang ini terkena virus, semuanya akan jadi tidak terkendali.

Sementara itu – ratusan kilometer di utara Nevada, Kanada sedang merombak peraturannya tentang drone. Di tahun 2015, terjadi 82 kecelakaan drone – lebih dari dua kali lipat kecelakaan di 2014 (38 kali). Kecelakaan ini kebanyakan terjadi karena drone yang terbang terlalu dekat dengan pesawat komersial. Perubahan peraturan yang baru ini kabarnya mewajibkan para “pilot drone” untuk melakukan cek pengetahuan penerbangan.

Adanya taksi terbang ini merupakan suatu langkah meraih teknologi masa depan – mewujudkan semua hal yang pernah ada di pikiran kita sebagai imajinasi. Meskipun masih menimbulkan banyak kontroversi, namun hal ini merupakan satu langkah pasti menuju masa depan. Apakah anda setuju?
Previous
Next Post »